Berita

Dukung Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Konservasi Lahan Seluas 500 Hektare

0

Kerjha ― Bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia, Bank Mandiri bergerak melakukan konservasi lahan dengan memanfaatkan konsep Nature-Based Solution (NBS). Turut didukung dengan pendekatan kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemangku kepentingan setempat, langkah ini menjadi wujud konsistensi Bank Mandiri dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Selain terus mendorong pendekatan ekonomi hijau untuk menangkap potensi perkembangan bisnis ke depan, hal ini juga sejalan dengan tren kebijakan ekonomi berkelanjutan secara global. Terlebih Indonesia memiliki hutan basah tropis terbesar di dunia.

Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, Bank Mandiri melaksanakan konservasi awal berkonsep NBS ini di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak serta tiga titik lokasi lain, yang ke depannya akan diperluas secara bertahap ke berbagai titik di Indonesia hingga mencapai 500 hektare.

“Program yang dilaksanakan Bank Mandiri ini selaras dengan sustainability commitment perseroan untuk menjadi Indonesia’s Sustainability Champion for Better Future, di mana salah satu targetnya adalah mencapai net zero emission (NZE) operasional pada 2030,” ujar Rohan di Demak, Jawa Tengah, Senin (28/11).

Proyek awal yang berlokasi di Desa Bedono (Demak), Desa Pati Ayam (Kudus), Desa Kedung Malang (Jepara) dan Desa Mulyorejo (Pekalongan) ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pantai dan dukungan hutan bagi ratusan orang yang rentan terdampak. “Proyek ini akan menghindari banjir dan erosi lebih lanjut di pantai, termasuk kolam budidaya. Tanpa adanya proyek ini, erosi pantai akan terus berlanjut dan tanah pesisir pantai utara akan terus hilang,” imbuh Rohan.

Revitalisasi berkelanjutan diperkenalkan dengan metode inovatif dan praktik terbaik, di mana Bank Mandiri melibatkan kolaborasi pentahelix yaitu pemerintah setempat, Dinas Lingkungan Hidup, kelompok tani serta akademisi atau praktisi lingkungan. Bank Mandiri, lanjut Rohan, juga mendorong pemberdayaan ekonomi kreatif warga sekitar termasuk menyediakan pembiayaan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan kemandirian masyarakat.

“Melalui program ini, kami juga akan mengembangkan desa ekowisata serta pertumbuhan ekonomi inklusif melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petambak kerang, expedisi truk angkut, sewa perahu, nelayan ikan laut, pemilik penyewaan perahu hingga toko kelontong. Langkah ini juga kami barengi dengan upaya digitalisasi transaksi di daerah melalui pemasangan QR Code Indonesian Standard (QRIS) pada sejumlah warung di lokasi konservasi,” terang Rohan.

Pada tahap awal ini, Bank Mandiri menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk melakukan monitoring hingga beberapa tahun ke depan. Selain itu juga akan dilakukan replanting penyulaman bibit mangrove yang gagal tumbuh, baik yang ada di bronjong ataupun yang langzung ditanam di tanah dengan penguat ajir dari bambu. Program ini juga didaftarkan kepada Sistem Registrasi Nasional untuk memperoleh Indonesia Certified Emission Reduction (ICER).

“Dalam rangka pemberdayaan desa ekowisata, di area ini kami menginvestasikan spot foto yang Instagrammable serta mendorong pemberdayaan ekonomi kreatif warga sekitar atas olahan mangrove seperti keripik mangrove, kopi mangrove, dodol dan sirop mangrove. Masyarakat juga akan kami gandeng untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan digital marketing Rumah BUMN Bank Mandiri,” tutur Rohan.

Dia menambahkan, inisiatif Nature-Based Solution menuju 500 hektare ini merupakan inisiatif strategis untuk mencapai sustainability Tltarget yang terdapat dalam Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) pada pilar sustainable operation. Selain itu, inisiatif ini juga merupakan aksi nyata Mandirian Bernyali (Mandiri Bergerak Nyata untuk Lingkungan) dalam rangka mendukung komitmen Indonesia pada COP 27 dan Bali Compact G20 pada tahun ini. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *