Berita

Gelar IFCA 2023, Kemenperin Cari Pelaku Industri Kriya dan Fesyen Inovatif

0

Kerjha ― Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan industri kreatif, terutama di subsektor kriya dan fesyen. Upaya ini, salah satunya, dilakukan melalui Bali Creative Industry Center (BCIC) yang akan menggelar kompetisi kriya dan fesyen lingkup nasional Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA).

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny menjelaskan, melalui IFCA diharapkan akan melahirkan desainer muda bidang kriya dan craft yang memiliki visi sustainability atau keberlanjutan.

“IFCA merupakan satu-satunya kompetisi desain di bidang fesyen dan kriya yang mengangkat tema sustainability. Bukan hanya berkompetisi namun para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan coaching dari para praktisi fesyen dan kriya, bahkan praktisi bisnis, branding, penggiat ekonomi kreatif serta fasilitasi pembuatan prototipe dan mitra perajin lokal,” papar Ambareny, akhir pekan lalu.

Ambareny juga menyampaikan, pada 2023, IFCA mengambil tema Neighbourhood Spirit. Melalui momentum ini ia mengajak desainer untuk lebih peduli terhadap lingkungan komunitas pelaku industri kecil dan menengah yang berada di sekitar dan berkolaborasi dengan mereka melalui desain yang inovatif sehingga bisa meningkatkan nilai tambah IKM.

Hal tersebut sesuai dengan nilai kekerabatan di Indonesia yang terkenal dengan semangat gotong-royong dan juga sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan nomor sembilan, yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.

“Selain itu, kami juga berharap IFCA dapat memperkuat perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan industri kecil dan menengah dengan sumber daya lokal dan pasar lokal,” jelasnya.

Pada tahun lalu, IFCA berhasil melahirkan enam desainer muda berbakat yang menjadi pemenang IFCA 2022. Ada pun pemenang tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu untuk kategori kriya dengan pemenang pertama, yaitu Naufal dengan produk Guitar Buf, gitar elektrik dari limbah plastik. Pemenang kedua, Edi Waluyo dengan produk Mini Owl Clock, yang limbah logam menjadi jam berbentuk burung hantu. Sedangkan pemenang ketiga adalah Rifandi Ramdhan Sopyan dengan produk Hereuy Oray, yakni karpet matras dengan konsep permainan ular tangga dengan material upcycling limbah tekstil.

Sementara di kategori fesyen, yang meraih juara pertama adalah Ismi Fauziyah Asri dengan karya Sendu Gurau, It is not greenwash, it is waste! yang merupakan ruang kreasi dan eksplorasi material tekstil. Juara kedua adalah Putri Lestari dengan produk Salur Lapis, yakni produk aksesoris fesyen berupa tas yang terbuat dari susunan limbah multiplek dari workshop furnitur dan dikombinasikan dengan material kayu. Adapun juara ketiga adalah Dewa Ayu Kade Paramahamsa Satya Devi dengan produk Sepatu Bercerita Series 1. Kok Lautku Gini, merupakan sepatu yang memanfaatkan kembali limbah serta bahan yang bersifat alami dan ramah lingkungan.

Ia menjelaskan, bagi pelaku industri kreatif yang belum dapat mengikuti Inkubator Bisnis Kreatif dan IFCA, dapat mengikuti program BCIC melalui Creative Talk, baik secara online maupun offline yang membahas tips dan trik IKM dalam mengembangkan usaha, pengembangan desain produk, marketing dan branding bersama para akademisi dan praktisi bisnis.

“Kalender Creative Talk 2023 akan dilaksanakan dua kali tiap bulan mulai April 2023. Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan BCIC, dapat disimak melalui laman Instagram @bcicofficial dan website bcic-ikm.net,” tutur Ambareny. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *