Berita

Indra Rudiansyah, Karyawan BUMN Anggota Tim Pembuat Vaksin AstraZeneca

0

Kerjha ― Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku terkejut saat mengetahui Indra Rudiansyah, salah satu anggota tim yang terlibat uji klinis vaksin AstraZeneca, merupakan salah satu karyawan BUMN. Indra adalah karyawan PT Bio Farma (Persero) yang tengah kuliah studi S-3 program Clinical Medicine di Oxford University, Inggris.

Erick menyatakan awal bertemu dengan Indra pada 2020, saat meeting dengan AstraZeneca. Hal tersebut dinyatakan oleh Erick dalam perbincangan yang disiarkan langsung di Instagram @erickthohir, Jumat (23/7) lalu.

“Saya terus terang ketemu Indra itu tahun 2020, kalau enggak salah bulan Oktober atau November, waktu pertama meeting dengan AstraZeneca. Waktu itu ketemu Indra. Saya enggak tahu Indra dari mana. Ternyata dari Bio Farma, saya terkaget-kaget, dan kebetulan Indra dapat beasiswa LPDP,” ujarnya.

Erick mengungkapkan, kehadiran Indra menjadi bukti Indonesia bisa mengguncangkan dunia, karena ikut menemukan vaksin Covid-19.

“Saya juga melihat dengan adanya generasi muda di luar negeri, kita kasih lihat dunia bahwa kita lebih hebat. Soekarno saja bilang, kasih saya pemuda, kita guncangkan dunia. Ini kasih satu saja dari Oxford, sudah ngegoncang,” imbuhnya.

Dalam perbincangan itu, Erick meminta Indra setelah balik menimba ilmu di Inggris, bisa membantu penelitian vaksin yang diinisiasi pemerintah maupun BUMN.

“Saya harap Indra, selain menyelesaikan studi di Oxford, apalagi punya pengalaman, bisa mengembangkan sistem baru viral vector di Indonesia. Kan Bio Farma masih inactivated virus, sekarang dengan viral vector, siapa tahu bisa mengembangkan Vaksin Merah Putih atau BUMN,” ucapnya.

Menjawab tantangan itu, Indra berjanji kepada Erick Thohir untuk bisa mengembangkan sistem baru untuk memproduksi vaksin dalam negeri.

“Alhamdulillah Bio Farma sudah punya kapavolutas untuk produksi protein rekombinan, hepatitis B, tinggal kita bisa desain dari awal seperti apa. Tapi kalau produksi sudah siap untuk protein. Paling kalau mau dichallenge lagi yang viral vector,” tambahnya.

Saat ini Indra sedang menempuh pendidikan di Oxford University Inggris untuk penelitian vaksin malaria menggunakan viral vektor. Seriring hantaman pandemi, kini Indra tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Profesor Sarah Gilbert dalam uji klinis vaksin AstraZeneca. Indra sebelumnya menempuh pendidikan S1 Mikrobiologi dan S2 Bioteknologi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Rencananya, Indra akan merampungkan kuliahnya di Inggris pada Oktober 2022.

“Tapi paling tidak Oktober 2022 tetap bergabung Bio Farma, kibarkan bendera Merah Putih dan salah satunya untuk kembangkan vaksin viral vector atau mRNA atau protein rekombinan baik untuk Covid-19 atau penyakit lainnya,” pesan Erick.

Erick berharap Indra bisa memberikan dukungan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Pengalaman Indra dinilai sangat berharga. Sebab, vaksin yang dikembangkan dengan viral vector ini berbeda dengan metode produksi yang saat ini digunakan oleh Bio Farma. Adapun viral vector sendiri merupakan teknologi yang kini digunakan untuk membuat vaksin AstraZeneca.

Ditambahkan Erick, saat ini Bio Farma memiliki kapasitas produksi hingga 1,5 miliar dosis per tahun. Dengan kapasitas tersebut, diharapkan Bio Farma bisa melakukan pengembangan vaksin dengan berbagai platform lainnya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *