Berita

Jalan Tol Surabaya-Probolinggo-Malang Hadirkan Layanan Ramah Semua Gender

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) di seluruh Indonesia pada tahun ini. Penilaian itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tol dan rest area secara berkelanjutan sehingga menghasilkan jalan tol yang berkarakter di 2024.

Penilaian, salah satunya, dilakukan pada jalan tol Surabaya-Probolinggo-Malang ruas Gempol-Pasuruan, ruas Pasuruan-Probolinggo, ruas Gempol-Pandaan, dan ruas Pandaan-Malang pada 2-4 Oktober 2023.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas layanan jalan tol secara berkelanjutan karena kebutuhan dan ekspektasi publik yang semakin tinggi. “Kami meyakini dengan lingkungan jalan tol yang lebih baik akan berkontribusi terhadap kenyamanan dan keselamatan dalam mengemudi di jalan tol, khususnya tidak hanya jalannya namun juga rest areanya,” katanya.

Tim Ahli/Pakar Penilaian JTB, Ahmad Safrudin mengatakan, pada 2023 penilaian JTB mengusung tema Toll for All, di mana pelayanan jalan tol harus bisa diakses oleh semua pihak dari semua golongan.

“Terdapat tiga parameter yang diukur, pertama equality gender, di mana semua kelompok dan golongan harus dapat mengakses jalan tol, kedua terkait investasi ekonomi terhadap brand lokal. Artinya inisiatif lokal dalam konteks ekonomi, sosial dan budaya harus dapat diakomodir dalam pengelolaan jalan tol, juga informasi wisata maupun budaya lokal dapat terinfokan kepada pengguna jalan tol,” kata Ahmad Safrudin.

Sedangkan aspek ketiga yang menjadi parameter adalah kepedulian masyarakat terhadap jalan tol. “Dengan latar belakang, profesi, hingga kelompok umur, kita harus mendorong pengguna untuk peduli terhadap berbagai aspek kenyamanan seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga aspek keselamatan berkendara seperti penggunaan batas kecepatan sehingga mereka dapat memanfaatkan jalan tol dengan etika yang baik,” katanya.

Dalam penilaian ini, Ahmad Safrudin juga menyampaikan pentingnya vegetasi penghijauan jalan tol yang berguna sebagai capture karbon (emition absorbing) yang diemisikan dari knalpot kendaraan. “Tanpa crack, hole, patching, dengan jalan yang mulus dan rata, efisiensi energi kendaraan dapat dicapai dan emisi dapat ditekan serendah mungkin,” terangnya.

Menurutnya, iklim yang baik di Malang turut mendukung vegetasi tanaman sebagai landscaping secara lebih baik. “Namun perlu diperhatikan untuk selalu melakukan perawatan, penyiangan, hingga pemupukan secara berkala. Selain itu perlu adanya sense of crisis dari setiap unsur stakeholders untuk meminimalkan risiko yang berpotensi terjadi di jalan tol, seperti kebakaran rumija, kecelakaan, dan setiap kejadian tak terduga di jalan tol,” tandas Ahmad Safrudin.

Direktur Utama (Dirut) PT Jasamarga Gempol Pasuruan, Muhammad Taufik Akbar menyampaikan untuk memenuhi penilaian 2023, pihaknya telah berupaya meningkatkan pelayanan sesuai Standar Penilaian Mutu (SPM). “Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta mengajak masyarakat sekitar untuk turut andil dalam rest area, baik untuk berjualan atau bekerja di dalamnya. Kami juga mengadakan kampanye keselamatan jalan, dan memiliki minimarket lokal,” ujarnya.

Sedangkan menurut Sukiran yang mewakili Manager Operasional dan Pemeliharaan PT Transjawa Pasuruan-Probolinggo Jalan Tol, pihaknya telah memenuhi persiapan dasar pemenuhan SPM dan penyesuaian tarif. “Untuk rest area kami menyesuaikan dan tidak membedakan gender pemilik tenant. Ke depan komposisi gender akan kami persiapkan lebih baik. Kami juga bekerja sama dengan petani dan pengusaha di sekitar jalan tol untuk diberi kesempatan menanam pohon sengon di ROW yang ada, termasuk tanaman lindung di rest area,” katanya.

Sedangkan Dirut PT Jasamarga Pandaan-Malang dan PT Jasamarga Pandaan Tol, Netty Renova menyebutkan, dengan predikat Green Toll Road, pihaknya memiliki tenant lokal yang menghimpun UMKM pada satu brand utama, juga tenant khusus UMKM, termasuk warung atau kios masyarakat setempat.

“Kami telah menyediakan parkir khusus perempuan dan disabilitas, kamar mandi dan jalan akses disabilitas, tangga kecil untuk anak-anak cuci tangan, dan ruang laktasi. Jumlah dan komposisinya akan kami sesuaikan ke depannya. Selain itu kami juga melakukan edukasi keselamatan berkendara melalui pamflet dan kampanye di rest area,” tambah Netty.

Jalan Tol Surabaya-Probolinggo-Malang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menjadi lalu lintas utama konektivitas perekonomian dan logistik Pulau Jawa. Jalan tol ini terdiri dari ruas Gempol-Pasuruan sepanjang 34,15 km (beroperasi 2017), ruas Pasuruan-Probolinggo sepanjang 39,87 km (beroperasi 2019), ruas Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 km (beroperasi 2015), dan ruas Pandaan-Malang sepanjang 38,48 km (beroperasi pada 2019).

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *