Berita

Kementan Garap 1.000 Hektare Lahan Porang di Pangkep

0

Kerjha ― Tanaman porang yang dulunya dianggap sebagai tumbuhan liar, kini banyak dibudidayakan petani di sejumlah daerah. Di pasar ekspor, umbi porang yang diolah jadi tepung ini banyak dicari. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kabupaten Pangkep pun mulai menggarap lahan porang di Kampung Celai, Kelurahan Balleanggi, Kecamatan Balloci, Sulawesi Selatan. Di sana, lahan porang yang digarap kurang lebih mencapai 550 hektare dari total 1.000 hektare lahan yang disiapkan di dua kecamatan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, tanaman porang adalah komoditas unggulan Indonesia yang memiliki potensi besar dalam membuat berbagai produk olahan siap ekspor. Oleh karena itu, Kabupaten Pangkep sebagai kabupaten subur akan diproyeksikan sebagai salah satu lumbung porang nasional.

“Yang pasti Pangkep harus lebih maju lagi. Pangkep punya matahari bagus, tanah yang bagus dan air bagus. Ini nikmat Allah untuk menanam porang,” ujar Syahrul.

Meski demikian, Syahrul meminta seluruh eksportir dan usur pimpinan daerah agar tidak melakukan ekspor bibit porang sebagai upaya bersama dalam menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil porang global.

“Saya juga mendorong gubernur dan para bupati agar bisa mengakselerasi porang lebih kuat lagi. Kenapa, sebab porang bisa diolah menjadi bahan pangan, kosmetik, farmasi, dan lain-lain. Yang tidak boleh adalah melakukan ekspor umbinya melalui ciping atau setelah di modernkan,” katanya.

Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau menyampaikan terima kasih atas perhatian Kementan dalam membangun komoditas porang di Kabupaten Pangkep. Apalagi, kata dia, masyarakat Pangkep sudah diberikan bimbingan teknis dalam penanaman porang, sehingga ke depan, ia berharap dapat melakukan penanaman dengan metode yang lebih modern.

“Untuk seluruh masyarakat saya berharap kita dapat meningkatkan perekonomian dengan pengembangan komoditas porang ini. Kalau bisa komoditi ini juga menjadi andalan Kabupaten Pangkep,” katanya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, pengembangan budidaya porang di Provinsi Sulawesi Selatan melalui fasilitasi bantuan pemerintah dimulai pada 2020 lalu seluas 577 hektare meliputi bantuan seluas 13 hektare untuk pilot project/kebun bibit (Kabupaten Sidrap, Bantaeng dan Universitas Hasanudin) dan 564 hektare bantuan pupuk yang dialokasikan di enam kabupaten.

“Tahun 2021, Provinsi Sulawesi Selatan mendapat alokasi kegiatan porang seluas 20 hrktare di 11 kabupaten, di antaranya Kabupaten Soppeng, Sidenreng Rappang, Wajo, Sinjai, Barru, Maros, Bantaeng, Takalar, Bulukumba dan Luwu Utara dengan bantuan full paket benih dan pupuk,” katanya.

Meningkatnya penanaman porang dipicu oleh meningkatnya minat petani bercocok tanam porang karena adanya tingkat keuntungan yang memadai, berkembangnya industri olahan berbahan baku, serta didukung oleh kesesuaian lahan.

“Oleh karena itu saya harapkan kondisi seperti ini terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, sehingga di masa yang akan datang produksi porang nasional akan terus berkembang, tanpa mengganggu pengembangan komoditas pangan lainnya” tuturnya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *