Berita

KKP Fasilitasi Istri Nelayan Jadi Pengolah Ikan

0

Kerjha — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi para istri nelayan di Lampung untuk menjadi pengolah ikan. Melalui program ini KKP berusaha mendorong kemandirian produksi dan meningkatkan perekonomian nelayan.

“Ketika kita melihat hasil tangkapan bapak-bapak nelayan bisa diolah, ini menjadi tugas kami agar istri-istri nelayan mendapatkan kesempatan tambahan (penghasilan) menjadi pengolah,” terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo di Lampung, belum lama ini.

Budi mengatakan, Ditjen PDS untuk pertama kalinya turun dengan tim yang lengkap. Tim tersebut tidak hanya memfasilitasi bimbingan teknis pengolahan ikan, tetapi juga membuka gerai untuk melayani proses perizinan berusaha, pendataan Kartu Pelaku Usaha (Kusuka), dan sertifikasi pengolahan hasil perikanan.

Dia pun mengapreasiasi Bupati Tanggamus yang telah mendukung penuh pelaku usaha dalam memperoleh kemudahan perizinan yang ada. Hal ini, kata dia, sangat penting dalam mendukung peningkatan daya saing produk.

“Selain melakukan sosialisasi dan bimbingan mutu, kami juga melakukan pendataan para pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan,” sambung Budi.

Dikatakannya, pendataan ini diperlukan untuk perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha kelautan dan perikanan, percepatan pelayanan, peningkatan kesejahteraan, serta menciptakan efektivitas dan efisiensi program KKP agar tepat sasaran. “Intinya ada gerai di sini supaya bapak-ibu sekalian terdaftar,” jelas Budi.

Sementara Bupati Tanggamus, Dewi Handajani menyebut daerahnya memiliki panjang pantai 202 km sehingga wajar jika umumnya masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan. “Data BPS, ada 5.000 rumah tangga yang bermata pencarian sebagai nelayan,” ujar Dewi.

Menurutnya, bimbingan teknis sangat tepat agar para nelayan bisa memiliki produk bernilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih baik. Dewi mengajak agar peserta memperhatikan materi dengan saksama karena tidak semuanya mendapatkan kesempatan untuk bisa mengikutinya.

“Semoga dengan mengolah ikan lebih bervariasi bisa membawa nama Tanggamus lebih terkenal dan masyarakatnya akan lebih sejahtera,” harap Dewi.

Senada, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menekankan pentingnya peningkatan mutu. Menurutnya, dengan mutu yang terjaga, produk yang diproduksi di Tanggamus bisa dijual hingga ke kota lain. Tak hanya itu, dia juga berharap para nelayan memanfaatkan akses pendidikan yang sudah diberikan oleh KKP kepada para nelayan.

“Apabila bapaknya nelayan, ibunya jadi pengolah ikan, anaknya harus sekolah tinggi. Sekolahnya itu tidak bayar, gratis, inilah kebaikannya KKP,” terang Sudin.

Sebagai informasi, KKP bersama Komisi IV DPR RI menggelar Sosialisasi Mutu dan Nilai Tambah Produk Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Tanggamus, Kamis (18/5). Diikuti 200 peserta, sosialisasi dikemas dalam bentuk bimtek tentang cara penanganan dan pengolahan ikan yang baik menuju sertifikasi good manufacturing practice/GMP, sosialisasi diversifikasi produk olahan bernilai tambah dan pengemasan, serta praktik membuat nugget ikan blue marlin.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pelaku usaha harus tanggap terhadap kemajuan teknologi dan trend pasar. Untuk itu, pengelola sentra perikanan agar lebih gencar lagi dalam mempromosikan produknya melalui marketplace atau sosial media. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *