Berita

KKP Tebar 150 Ribu Benih Ikan Endemik di Waduk Jatibarang

0

Kerjha — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi menebar 150 ribu ekor benih ikan endemik, mulai nilem, tawes hingga wader di Waduk Jatibarang, Jawa Tengah.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu mengatakan, aksi tebar benih ikan tersebut sangat bermanfaat untuk menjaga populasi ikan dan mencegah dari kepunahan komoditas bernilai ekonomis tinggi.

“Kegiatan tebar benih ikan di Waduk Jatibarang juga sejalan dengan lima program utama berbasis ekonomi biru yang diusung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono. Pesannya sangat jelas, melalui program utama tersebut, KKP menggelorakan pentingnya menjaga kesehatan ekologi. Salah satu dari program utama tersebut adalah pengembangan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelasnya, Rabu (21/9).

Ia menambahkan, melalui kegiatan tebar benih ikan di perairan umum, dapat menyeimbangkan antara kepentingan ekologi, ekonomi dan manfaat sosial bagi masyarakat.

“Manfaat tebar benih ikan hasil budidaya di perairan umum, selain melestarikan keanekaragaman sumber daya ikan, nantinya juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perairan umum tersebut. Selain itu juga menjamin ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan protein di masa depan,” ungkapnya.

Selain itu, tebar benih ikan lokal di perairan umum dapat menjaga kepunahan komoditas ikan lokal bernilai ekonomis tinggi. Beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen Perikanan budidaya yang fokus mengembangkan ikan-ikan lokal asli Indonesia, antara lain Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, dan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin.

Beberapa ikan lokal yang dikembangkan, antara lain tawes, nilem, jelawat, gabus, betok, belida dan wader. “Pengembangan perikanan budidaya berbasiskan ekonomi biru selain menjaga kepunahan komoditas ikan lokal bernilai ekonomis tinggi, tentunya didorong untuk menghadapi pertumbuhan populasi penduduk dan kebutuhan protein,” ujarnya.

Mengutip data FAO, diprediksi kebutuhan protein dunia akan meningkat hingga 70 persen dikarenakan lonjakan pertumbuhan populasi dunia hingga 2050. Sementara protein ikan memberikan kontribusi terbesar dalam kelompok sumber protein hewani.

Untuk mendukung keberlanjutan komoditas ikan lokal yang bernilai ekonomis tinggi, Kepala BBPBAT Sukabumi, Fernando J Simanjuntak mengatakan, pihaknya fokus pada produksi pengembangan budidaya ikan lokal. Baik untuk bantuan stimulan, maupun ditebar di perairan umum, seperti sungai, waduk atau danau.

Fernando menjelaskan, BBPBAT Sukabumi saat ini tengah mengembangkan komoditas ikan lokal khas perairan Jawa seperti ikan nilem, ikan tawes, ikan baung, ikan wader dan udang galah. Pada 2022, BBPBAT Sukabumi memiliki target produksi untuk empat komoditas ikan lokal tersebut.

“Target 2022, distribusi BBPBAT Sukabumi untuk ikan nilem 2 juta ekor benih, ikan tawes 193.931 ekor benih, ikan baung 600 ribu ekor benih, dan udang Galah 1,5 juta ekor benih,” terangnya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *