Berita

Laris Manis Produk Olahan Bandeng Asal Bandung

0

Kerjha — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengantarkan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Global Pangan Sadulur (GPS) Bandung naik kelas. Produk olahan bandeng yang dikembangkan kelompok ini pun laris manis dicari pelanggan.

Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pendampingan dan fasilitasi pembiayaan UMKM untuk bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 100 juta untuk pengembangan usaha. Hasilnya, Poklahsar GPS turut berkontribusi dalam penyediaan bandeng tanpa duri untuk konsumsi jemaah haji 2023 yang dikoordinir oleh Asosiasi Pengusaha Bandeng Indonesia (ASPUBI).

“Alhamdulillah, fasilitasi Tenaga Pendamping Usaha Kelautan dan Perikanan berhasil merealisasikan kredit Rp 100 juta untuk Poklahsar GPS,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo, belum lama ini.

Budi mengungkapkan produk olahan bandeng Poklahsar GPS sudah dipasarkan ke seluruh Jawa dan Bali. Saat ini, mereka memiliki sekitar 300 jaringan distributor dan reseller se-Jawa dan Bali. Tak hanya itu, produk mereka juga telah dipamerkan pada Expo Thaifex Anuga Asia di Thailand yang digelar pada 23-27 Mei 2023.

“Tentu kami sangat bangga atas capaian dan prestasi dari Poklahsar GPS,” tutur Budi.

Sebagai tindak lanjut, KKP menginisasi pembentukan koperasi bagi Poklahsar GPS untuk konsolidasi rantai pasok dan pemasaran. Terlebih mereka memiliki sumber daya manusia (SDM) produksi sebanyak 48 orang dan tujuh tenaga marketing digital.

“Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung terkait inisasi tersebut,” terang Budi.

Senada, Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDS, Catur Sarwanto menyampaikan, pihaknya telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) kewirausahaan untuk Poklahsar di Kabupaten Bandung. Selain itu, pihaknya juga sedang memeriksa usulan proposal kelengkapan sarana-prasarana (sarpras) Poklahsar ke Ditjen PDS.

“Kami mengarahkan Tenaga Pendamping Usaha untuk memonitor dan melaporkan perkembangan usaha Poklahsar di Kabupaten Bandung,” tutur Catur.

Dikatakannya, tim Direktorat Usaha dan Investasi telah mengunjungi secara langsung Poklahsar GPS beberapa waktu lalu. Tercatat Poklahsar GPS dapat memproduksi 3 ton per bulan dengan omset rata-rata sebesar Rp 200 juta per bulan. Produk mereka juga telah mengantongi Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HAACP), Standar Nasional Indonesia (SNI), Halal, dan izin edar.

“Bahan baku bandeng didapat dari Karawang dan Lamongan dengan ukuran 6-8 ekor per kg,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut UMKM berperan besar pada pertumbuhan ekonomi nasional, utamanya dalam penyerapan tenaga kerja. Di sektor kelautan dan perikanan sendiri, potensi pengembangan UMKM masih sangat terbuka lebar. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *