Berita

LPEI Dukung Pelaku UMKM Bulu Mata Palsu Pasarkan Produk ke Eropa dan Amerika

0

Kerjha ― Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendukung pelaku UMKM untuk bisa go global. Salah satu dukungan itu diberikan kepada perempuan pelaku usaha lokal yang memproduksi bulu mata palsu yang sukses mengekspor produknya ke pasar Eropa dan Amerika.

Ya, Dewi Ekha Harlasyanti, memulai bisnisnya pada 2015 dengan mendirikan perusahaan berbendera PT Diva Prima Cemerlang. Di sana ia menjabat sebagai CEO hingga kini.

Berawal dari kejenuhannya, Dewi Ekha Harlasyanti yang telah menjadi karyawan selama 20 tahun, memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan berinisiatif untuk memulai bisnis sendiri. Ia melihat peluang usaha di tempat tinggal lamanya, Purbalingga yang menjadi sentra produksi bulu mata palsu se-Indonesia dan seluruh dunia.

“Jadi bulu mata palsu yang berbahan baku rambut orang pasti dari Indonesia, dan di dunia ini yang bisa bikin hanya di Purbalingga saja. Sehingga kenapa saya memilih untuk menjadi eksportir bulu mata palsu karena Indonesia pemasok bulu mata palsu ke seluruh dunia, jadi lebih mudah bargaining ke buyer,” jelas Dewi, Selasa (15/11).

Sejak awal, Dewi memang bertekad untuk bisa melakukan ekspor. Dan tak lama setelah ia merintis bisnis, produk bulu mata palsunya langsung dilirik oleh buyer dari negara lain. Prancis menjadi destinasi ekspor pertama produk bulu mata palsu Dewi.

Kini, Dewi telah melakukan ekspor ke 16 negara, termasuk Meksiko, Kolombia, Turki, Prancis, dan Amerika Serikat sebagai pasar terbesar produk bulu mata palsu.

Selain menjadi pahlawan bagi devisa negara melalui ekspor, perempuan sarjana hukum ini juga menjadi pahlawan bagi masyarakat lokal melalui pemberdayaan dalam proses produksi. Dewi mengatakan, total masyarakat yang diberdayakan mencapai sekitar 500-700 orang dengan mayoritas adalah para ibu rumah tangga.

Sebagai pengusaha yang terus ingin naik kelas sehingga bisa go global, Dewi memperkenalkan produknya kepada LPEI melalui Desa Sejahtera Astra. Pendampingan yang diberikan oleh LPEI kepada Dewi telah membukakan akses pasar, memperluas jejaring usaha.

Melalui pendampingan ini juga membantu mempromosikan produk bulu mata palsu Dewi kepada buyer maupun desainer kelas dunia. Harapan Dewi ke depannya adalah untuk tetap dapat eksis di pasar global, terutama pasar Amerika dan Eropa.

“Saya dikasih banyak kesempatan oleh LPEI untuk show off produk saya. Itu buat saya adalah sesuatu yang luar biasa sekali, karena dari situ orang-orang bisa mengenal produk kita,” tutur Dewi.

Mendukung mewujudkan impian srikandi-srikandi ekspor lainnya untuk menduniakan produk Indonesia sehingga bisa dikenal oleh masyarakat global, LPEI akan terus melakukan community development melalui Desa Devisa. Melalui langkah ini LPEI mendorong pelaku UMKM untuk melakukan ekspor secara berkelanjutan

“LPEI mendorong para peserta untuk memperluas jejaring bisnis atau networking. Kegiatan ini dihadiri sejumlah penggerak UMKM dari berbagai bidang dan wilayah, serta pengusaha muda perempuan yang tergabung dalam sister-preneurs,” ujar Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F. Anwar.

LPEI melihat pengusaha perempuan berpotensi besar dalam melakukan ekspor. Pasalnya, roda penggerak UMKM di Indonesia digerakkan oleh perempuan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sebanyak 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan.

Untuk tingkat usaha kecil, terdapat 56 persen dari 193 ribu usaha kecil yang dimiliki perempuan. Sementara, untuk usaha menengah, 34 persen dari 447 ribu pelaku usahanya adalah perempuan. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *