Berita

Menyejahterakan Petani Lewat Program Makmur BUMN

0

Kerjha ― Hingga Maret 2022, program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) yang dikembangkan Kementerian BUMN telah dilaksanakan di atas lahan seluas 92.884 hektare dan diikuti oleh 37.818 orang petani. Program yang diluncurkan Menteri BUMN Erick Thohir pada Agustus 2021 itu telah tersebar di beberapa wilayah, mulai Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara.

Dari lahan seluas 92.884 hektare, terdapat beberapa komoditas yang dikembangkan seperti padi di lahan seluas 18.212 hektare dan diikuti oleh 15.625 petani. Selain itu, sawit di lahan seluas 47.102 hektare dan diikuti 10.643 petani, serta ebu di lahan seluas 17.721 hektare dan diikuti oleh 5.753 petani.

Selanjutnya, komoditas jagung di lahan seluas 7.596 hektare dan diikuti oleh 2.932 petani. Hortikultura di lahan seluas 1.955 hektare dan diikuti oleh 2.589 petani. Perkebunan rakyat di lahan seluas 298 hektare dan diikuti 276 petani.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan, saat ini pihaknya terus meluaskan penerapan program Makmur yang memberikan banyak manfaat pada petani. Upaya itu, salah satunya, dilakukan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Arya mengatakan program Makmur bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Karo, yang sekitar 75 persen merupakan petani. “Tanah Karo ini 75 persennya petani. Saya sudah keliling ke 11 titik Makmur dan ternyata Karo belum masuk program Makmur,” ungkap Arya, dikutip dari laman Kementerian BUMN.

Arya mengatakan, program Makmur merupakan salah satu upaya dan solusi yang diberikan pemerintah kepada petani di Tanah Air untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari usaha tani. Makmur menjadi solusi bagi petani lantaran program ini merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah.

“Program Makmur ini bisa bantu petani Karo untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Terbukti kita di Karawang peningkatan produktivitasnya mencapai 30 persen,” kata Arya.

Selain itu, dikatakan Arya, program Makmur mampu menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani. Adapun keluhan yang sering didapatkan para petani adalah mengenai ketersediaan pupuk. Melalui program Makmur ini, Arya memastikan kebutuhan pupuk petani akan lebih terjamin, apalagi pupuk yang dimanfaatkan merupakan non subsidi atau komersial.

Di Kabupaten Karo, program Makmur ditawarkan untuk dilaksanakan di atas lahan seluas 200 hektare untuk komoditas jagung. Melalui sosialisasi yang dihadiri oleh petani hortikultura, serewangi, jagung, kopi, dan petani binaan Bank BRI, Arya berharap makin banyak petani yang nanti akan terlibat.

Arya juga meminta kepada BUMN yang terlibat dalam program Makmur, khususnya Pupuk Indonesia untuk menindaklanjuti acara sosialisasi itu. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *