Berita

Metrologi Legal Jaga Ketahanan Pangan Nasional

0

Kerjha — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan, metrologi legal di Indonesia harus terus berinovasi untuk menghadapi tantangan dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Konsumen harus mendapatkan barang yang bermutu, tepat ukuran dan timbangan serta harga yang tepat.

Hal tersebut ditegaskan Wamendag Jerry pada puncak peringatan Hari Metrologi Sedunia (World Metrology Day) 2023, yang bertepatan dengan 100 Tahun Metrologi Legal di Indonesia, bertempat di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (23/5). Peringatan ini diselenggarakan Direktorat Metrologi Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan dengan tema Metrologi Mendukung Ketahanan Pangan.

“Perlindungan konsumen dan tertib niaga menjadi tujuan akhir penyelenggaraan kegiatan metrologi legal di Indonesia. Dengan momen seabad metrologi legal di Indonesia, akan menjadi momentum untuk terus berinovasi dalam menghadapi tantangan metrologi legal, khususnya menjaga ketahanan pangan agar konsumen Indonesia memperoleh barang/komoditas yang bermutu, tepat ukuran/takaran, dan harga yang tepat. Tertib ukur wujud perdagangan yang adil dan berdaya saing,” ujar Wamendag Jerry.

Dalam konteks ketahanan pangan, lanjut Jerry, metrologi memberikan kerangka regulasi, baik standar maupun persyaratan teknis yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk komoditas pangan dan proses pengukuran yang terlibat di dalamnya. Antara lain dalam proses produksi, penyimpanan dan distribusi sesuai persyaratan yang ditetapkan, penggunaan alat ukur, alat takar, alat timbang, dan alat perlengkapan lainnya yang tepat.

Plt Dirjen PKTN Moga Simatupang menambahkan, dalam proses produksi, metrologi digunakan untuk mengukur dan memantau berbagai parameter yang mempengaruhi kualitas dan keamanan pangan. Beberapa parameter ini termasuk kadar air, pH, kandungan gizi, kontaminan, residu pestisida, dan mikroba patogenik.

“Hal tersebut diukur untuk memastikan pemenuhan regulasi, konsistensi produk, masa simpan, serta cita rasa. Pengukuran yang akurat dan terpercaya dalam hal-hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk pangan memenuhi standar keamanan dan kualitas yang diterapkan,” ujar Moga.

Direktur Metrologi Sri Astuti menambahkan, pada 2022 skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI) Indonesia tercatat sebesar 60,2 poin. Berdasarkan laporan Economist Impact, skor tersebut mengalami peningkatan 1,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 59,2 poin. Skor indeks tersebut menjadikan ketahanan pangan Indonesia pada 2022 dalam kategori moderat (skor 55—69,9 poin). Indonesia berada di peringkat ke-63 dari 113 negara.

“Tantangan yang dihadapi dalam peningkatan ketahanan pangan adalah pertambahan jumlah penduduk. Selain itu, jumlah penduduk dan perubahan pola iklim di Indonesia menjadi tantangan pula dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” tutur Sri.

Sri menjelaskan, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan dalam menghadapi tantangan tersebut, di antaranya optimalisasi skema Dana Alokasi Khusus Tematik pengembangan food estate dan penguatan sentra produksi pangan untuk aktivasi peran Unit Metrologi Legal (UML), penguatan infrastruktur metrologi dalam kerangka kontrol penggunaan meter kadar air dan terbangunnya sistem ketertelusuran pengukuran kadar air nasional, peningkatan sinergitas antar pemangku kepentingan ketahanan pangan, optimalisasi DAK nonfisik, serta mendorong pendirian UML sesuai Undang Undang Otonomi Daerah.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara hibrida ini turut dilaksanakan peluncuran seri perangko Seabad Metrologi Legal di Indonesia, peresmian program Metrologi Legal Mendukung UMKM Jabar, dan peluncuran 100 Juru Takar untuk Mendukung SPBU Menakar dengan Jujur (Manjur).

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *