Oleh 
Kerjha — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan pajak periode Januari-September 2023 menembus Rp 1.387,78 triliun atau 80,78 persen dari target. Penerimaan ini tumbuh 5,9 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, penerimaan pajak itu terdiri dari PPh non migas senilai Rp 771,7 triliun, pajak pertambahan nilai (PPN) dan PPnBM senilai Rp 536,7 triliun, serta PBB dan pajak lainnya senilai Rp 24,9 triliun.
Adapun PPh Migas mengalami penurunan PPh yaitu Rp 54,31 triliun atau turun 12,6 persen dibandingkan tahun lalu
Sri Mulyani memprediksi akan terjadi perlambatan pertumbuhan penerimaan pajak ke depannya. Meski begitu, ia tetap optimistis penerimaan pajak sesuai target tahun ini senilai Rp 1.818,24 triliun.
“Secara month to month selama Juni, Juli, Agustus pertumbuhan pajak kita negatif, September sudah positif kembali,” ujar Sri Mulyani, Rabu (25/10).
Menurut dia, sebagian pajak mengalami penurunan akibat dampak turunnya harga komoditas dan penurunan nilai impor, seperti PPh 22 impor yang terkontraksi 6,9 persen dan PPN impor terkontraksi 5,8 persen.
“PPh 21 ini salah satu yang cukup baik, growthnya masih double digit 17,2 persen sampai September. Tahun lalu tumbuh double digit sampai September,” terang Sri Mulyani. (*)
Comments