Berita

Perjuangan Luther Membawa Terang di Pulau Alor

0

Kerjha ― Luther Simon Rufus Tubulau adalah salah seorang teknisi Konstruksi Listrik Pedesaan PLN di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tugasnya dalam melistriki wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal terpencil, penuh dengan berbagai tantangan. Namun semangat Luther dan kawan-kawan tak pernah padam.

Boleh dibilang, mereka merupakan gambaran dari semangat dan komitmen PLN dalam melistriki negeri.

Seperti diketahui, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah kabupaten kepulauan dengan 17 buah pulau kecil di sekitarnya. Termasuk daerah dataran tinggi dengan 60 persen wilayahnya berbukit, bergunung, dan memiliki jurang yang cukup terjal. Akses jalan juga masih banyak yang belum beraspal.

Tidak hanya terpencil, upaya melistriki wilayah ini juga dihadapkan dengan tantangan geografis. PT PLN (Persero) berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia, terutama dengan kerja keras, perjuangan dan melibatkan banyak personel lapangan, salah satu daerahnya adalah Alor

“Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi PLN untuk melistriki pelosok negeri, terkhusus di Alor,” ujar Luther Simon Rufus Tubulau dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (18/5).

Ia mengisahkan, akses untuk menuju ke Alor bisa dicapai dengan menggunakan pesawat terbang dari Ibu Kota NTT yakni Kupang dengan waktu tempuh sekitar 60 menit. Menuju Alor juga bisa menggunakan kapal penyeberangan yang memakan waktu selama sembilan jam perjalanan.

Tugas Luther tidaklah sepele. Dia harus memastikan pekerjaan konstruksi jaringan listrik yang sedang dibangun sesuai standar dan bisa beroperasi dengan baik untuk menyuplai kebutuhan listrik ke depannya.

Luther menjelaskan, pekerjaannya dimulai dari survei lokasi yang akan dibangun jaringan listrik, menggambar sketsa jaringan listrik, melakukan pematokan dan berkoordinasi dengan stakeholder di lokasi, hingga mengawal pekerjaan pembangunan listrik sampai selesai dan disambung ke pelanggan.

Luther menyadari ini sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai seorang pejuang kelistrikan. Dirinya pun mengaku sempat merasa kesulitan untuk beradaptasi, lantaran banyak hal harus dipelajari dalam mengawasi pekerjaan. Faktor utamanya adalah medan yang menantang dan akses yang cukup sulit.

“Terkadang saya juga terpaksa menginap dan tidur di rumah warga setempat karena tidak memungkinkan untuk bekerja bolak-balik mengawasi setiap saat,” ucap Luther.

Luther pun mencontohkan tantangan lain dalam melistriki wilayah Alor. Saat itu, sewaktu pekerjaan di daerah kepulauan menggunakan kapal motor, tepatnya di Pulau Treweng berjarak dua jam perjalanan dari Kota Kalabahi, kapal hampir terbalik karena dampak cuaca yang tidak bersahabat.

“Bersyukur, Tuhan masih sayang saya waktu itu. Kadang masih ada rasa trauma yang membekas jika mengingat kembali kisah itu,” kenang Luther.

Cerita serupa juga dapat ditemui dari perjuangan para petugas PLN yang berupaya melistriki daerah 3T. Untuk itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko mengapresiasi pegawai PLN NTT yang ditugaskan di Pulau Alor untuk membangun jaringan listrik desa.

“Seorang pegawai yang masih muda dengan dedikasi dan loyalitasnya sebagai putra daerah, saya bangga kepada Luther Tubulau dan saya yakin pegawai PLN lainnya juga mempunyai antusiasme yang sama karena PLN menerapkan budaya “AKHLAK” dalam melaksanakan tugas pelayanan,” ujar Agustinus.

Ia menambahkan, Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten yang kondisi geografis dan infrastrukturnya cukup menantang. “Harus diakui, butuh usaha ekstra ketika melistriki desa-desa di Alor seperti yang dilakukan oleh Luther Tubulau, seorang pegawai PLN yang masih muda dengan dedikasi dan loyalitasnya sebagai putra daerah,” ungkap Jatmiko.

Ia juga menjelaskan, sejak 2018, PLN telah berhasil melistriki 44 desa terpencil di Provinsi NTT. “Meskipun penuh tantangan, kami akan terus berupaya melistriki wilayah-wilayah terpencil,” tegas Jatmiko. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *