Berita

Program Padat Karya Irigasi 2022 Serap 122.066 Tenaga Kerja

0

Kerjha ― Program Padat Karya Tunai (PKT) melalui Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus bergulir di seluruh Indonesia. Pada 2022, pelaksanaan P3-TGAI menjangkau 10 ribu lokasi dengan total anggaran Rp 2,25 triliun.

Program PKT Bidang Sumber Daya Air ini merupakan peningkatan saluran irigasi tersier, dari saluran alam/tanah menjadi saluran dengan pasangan batu/lining yang dikerjakan oleh petani atau penduduk setempat. Petani pekerja diberikan upah harian atau mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa terutama di antara musim tanam dan panen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, program infrastruktur kerakyatan atau padat karya tunai sangat penting bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. “Selain untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok,” kata Menteri Basuki, Rabu (7/9).

Tercatat, berdasarkan data e-monitoring 6 September 2022, capaian pekerjaan fisik P3-TGAI sudah sebesar 84,35 persen senilai Rp 1,74 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 122.066 orang di 8.945 lokasi. Dengan percepatan realisasi program PKT ini diharapkan dapat mempertahankan daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sekarang.

Salah satu provinsi yang telah selesai mengerjakan P3-TGAI 2022 adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 90 titik, tersebar di Pulau Timor di 29 lokasi, Pulau Flores di 34 lokasi, dan Pulau Sumba di 27 lokasi. Serah terima dilakukan setelah progres pekerjaan selesai 100 persen dan ditandai dengan penandatangan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Ditjen Sumber Daya Air  kepada masing-masing kepala desa dan Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) OP SDA I, BWS Nusa Tenggara II  Rino Prasetyo berharap saluran yang sudah terbangun dapat dijaga dengan baik sehingga memiliki masa pemanfaatan yang panjang. “Kegiatan P3TGAI ini murni untuk masyarakat, dan Balai WS NT II hanya sebagai pemantauan, sedangkan pengelolaan dan pengerjaan dari masyarakat”, kata Rino Prasetyo.

Ketua P3A Woloone, Desa Paga Kabupaten Sikka Franken mengatakan, program P3TGAI sangat baik untuk petani, khususnya di daerah yang tergolong sedikit air. Saluran tersier dibangun sepanjang 373 meter. Pekerjaan jaringan tersier dilakukan dengan pasangan batu oleh kelompok tani yang melibatkan 50 orang dalam waktu 30 hari kerja. “Sebelum ada saluran dengan pasangan batu, air yang mengalir selalu merembes ke kiri dan kanan karena saluran masih berupa saluran tanah,” kata Franken. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *