Berita

Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,74 Persen

0

Kerjha — Memperingati 78 tahun Hari Listrik Nasional (HLN) yang jatuh pada 27 Oktober 2023, PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya untuk terus menerangi negeri. Hal ini ditunjukkan PLN dengan terus memperluas capaian elektrifikasi di Tanah Air.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, dengan upaya terbaik dan sinergi dengan pemerintah, sampai dengan triwulan III-2023 rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,74 persen.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi mandat di bidang kelistrikan, PLN menyadari listrik telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. “Untuk itu kami terus melebarkan sayap mengalirkan listrik andal dan menghadirkan keadilan energi sesuai sila kelima Pancasila,” ujar Darmawan, dikutip Sabtu (29/10).

Darmawan menegaskan, bersama dengan pemerintah PLN akan semakin trengginas untuk mencapai target rasio elektrifikasi nasional sebesar 100 persen pada 2025.

Upaya pemenuhan ini masif dilakukan oleh PLN sejak 2019. Jika semula jumlah pelanggan rumah tangga hanya 69,62 juta, angka tersebut tumbuh menjadi 80,56 juta pada triwulan III-2023 atau meningkat sebesar 15,72 persen.

Darmawan memastikan saat ini seluruh kepulauan besar dan pusat pemerintah daerah sudah dialiri listrik yang andal. Melalui langkah ini, maka akan mampu menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi daerah.

Untuk bisa mencapai target 100 persen pada 2025, PLN mempunyai pekerjaan rumah dengan memberikan akses listrik ke wilayah pelosok dan desa desa terpencil.

Upaya heroik PLN dalam memberikan listrik ke desa tercermin dari pertumbuhan rasio desa berlistrik (RDB) nasional yang terus tumbuh sejak 2015. Tercatat, RDB nasional 2015 sebesar 96,95 persen dan terus tumbuh hingga triwulan III-2023 99,83 persen.

“Listrik adalah jantung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hadirnya listrik diharapkan mampu mendorong geliat ekonomi masyarakat, industri dan sektor bisnis,” ujar Darmawan.

Ia melanjutkan, saat ini dari 83.763 desa dan kelurahan di Indonesia, 76.679 desa sudah berhasil dilistriki oleh PLN, 4.057 desa sudah berlistrik non PLN, 2.887 desa menggunakan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) serta masih menyisakan 140 desa yang belum terjamah listrik.

Desa tersebut mayoritas berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di daerah Indonesia bagian timur.

”Saat ini tantangan terbesar PLN adalah meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia timur dan daerah 3T. Kami terus berupaya dan bersinergi dengan pemerintah serta berbagai stakeholder guna meningkatkan rasio elektrifikasi ini sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan terang,” tutur Darmawan.

Sebagai wujud nyata menerangi negeri, pada September lalu PLN bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah meresmikan masuknya listrik di Desa Bayat, Desa Tangga Batu dan Desa Persiapan Batu Selipi yang dihadiri langsung Bupati Lamandau Hendra Lesmana.

“Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada PLN atas komitmen terhadap roadmap pembangunan Kabupaten Lamandau sehingga terwujud pembangunan listrik yang merata dirasakan masyarakat,” ujar Hendra.

Ia menuturkan, selama lima tahun masa pemerintahannya, percepatan pembangunan listrik di Lamandau sangat luar biasa. Sebelumnya desa berlistrik di Lamandau berkisar 30 sampai 40 persen, namun sekarang sudah mencapai 80 persen desa di Lamandau sudah teraliri listrik PLN.

“Upaya PLN untuk melistriki seluruh pelosok, terutama di Kalimantan Tengah sangat luar biasa. Di Lamandau, misalnya, hanya tinggal beberapa desa saja yang belum teraliri listrik PLN,” ungkapnya. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *