Berita

Rumah Sejahtera Terpadu bagi Lansia di Dharmasraya

0

Kerjha ― Kementerian Sosial (Kemensos) membangun 55 Rumah Sejahtera Terpadu (RST) bagi lansia di 11 kecamatan di Kabupaten Dharmasraya. Masing-masing lansia penerima manfaat mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 20 juta yang digunakan untuk memperbaiki rumah. Untuk menekan biaya, rumah pun dibangun secara swadaya oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan masyarakat setempat.
RST ini hadiah bagi lansia di Dharmasraya, seiring dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN).

Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan perayaan HLUN tak boleh hanya jadi acara seremonial, tapi melalui aksi nyata harus konkret bermanfaat bagi lansia.

Salah satu penerima bantuan, Sumarni (52), tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. Semua nama ia sebut, mulai dari Menteri Sosial, Bupati Dharmasraya, Wali Nagari, pekerja sosial, hingga pendamping yang mengusulkan nama suaminya menjadi salah satu penerima Rumah Sejahtera Terpadu (RST).

Nadanya tinggi, suaranya terisak. Sebelumnya, ia tidak pernah menerima bantuan sebanyak yang diterimanya kali ini. Kini ia akan menghuni rumah baru berdinding beton dengan fasilitas MCK dan dapur yang layak.

“Saya ucapkan terima kasih banyak, ini yang kita inginkan selama hidup. Tak ada yang seperti ini selama kita hidup berumah tangga,” katanya menahan haru.

Bantuan yang diterima bukan hanya perbaikan rumah, tapi jug berikut dengan isinya. Warga Jorong Sipangkur, Kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmasraya itu tak bisa menyembunyikan rasa haru melihat beberapa barang di antar ke rumahnya. Ada kasur, lemari, kompor gas, serta perkakas rumah tangga lainnya.

Suami Sumarni, Wiji Wiryo (66) terpilih menjadi salah satu penerima bantuan RST dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Dharmasraya. Sehari-hari, Wiji bekerja sebagai buruh harian lepas, sesekali membantu di sawah untuk mendapatkan tambahan.

Penghasilannya dari bekerja tentu tak bisa digunakan memperbaiki rumahnya. Alhasil, bantuan RST dari Kementerian Sosial dapat mewujudkan angan-angannya selama ini. Wiji bahkan ikut serta dalam pembangunan rumahnya yang dilakukan secara swadaya.

Selain Wiji, ada 54 lansia lain di Dharmasraya yang mendapat bantuan RST. Salah satunya, nenek Halimah, warga Jorong Kampung Baru Desa Koto Salak Kecamatan Koto Salak. Nenek Halimah hidup sendiri di rumah papan yang ukurannya tidak lebih dari 12 meter persegi. Hanya ada satu ruangan yang digunakan untuk tidur, menerima tamu, dan makan. Tak ada loteng yang menahan panasnya terik matahari. Dipannya pun sudah usang, kasurnya lusuh.

Tidak ada dapur, tidak ada MCK yang layak. Jika ingin buang air, ia akan pergi ke tetangga. Begitu pun memasak, sehari-hari nenek berusia 73 tahun ini harus keluar rumah dan memasak sendiri di sebelah rumah dengan api yang ia buat dari membakar kayu. Tubuhnya sudah renta, badannya mengecil, dan sedikit membungkuk. Ia tidak mampu meniup buluh untuk memperbesar api yang memanggang kuali miliknya.

Nenek Halimah tidak punya anak, sedangkan suaminya sudah lama meninggal. Beruntung ada keponakan yang tinggal dekat dengan rumahnya yang selalu membantu jika ada keperluan. Namun keponakannya tidak bisa membantu banyak, karena hidupnya tidak berkecukupan. Kesendirian menggerus semangatnya. Saat pendamping datang ke rumah, ia tidak berharap rumahnya diperbaiki.

“Untuak apo dibuekan rumah, sabanta lai ka maningga juo (Untuk apa diberikan rumah, tak lama lagi juga akan meninggal),” katanya saat itu.

Rasa pasrahnya perlahan berubah kala menyaksikan rumahnya mulai dibangun hingga selesai. Senyumnya merekah karena rumahnya berdiri megah. Bangunannya terdiri dari satu kamar tidur, toilet, dan dapur.

Dipan usangnya kini berubah menjadi kasur pegas, langit-langit rumahnya pun tak lagi panas. Lantai tanah bertukar ubin. Nenek Halimah tak perlu lagi meniup buluh untuk membuat api, karena tergantikan kompor gas. Untuk hiburan, Kemensos melengkapi bantuan dengan teve dan antena digital serta sofa tamu. Nenek mendapatkan isi rumah berupa lemari, penanak nasi, kipas angin, dan perkakas lain. Sekarang, di usia senjanya, nenek Halimah bisa bersantai di rumahnya dengan nyaman.

Selanjutnya, ada Rusli, warga Jorong Tanjung Salilok, Desa Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Pria berusia 78 tahun ini juga hidup sendiri di rumah. Rusli mengais rezeki dengan berkebun. Sama seperti Wiji dan Nenek Halimah, Rusli bergantung pada bantan Program Keluarga Harapan (PKH) dan uang bantuan sembako untuk makan sehari-hari.

Uang bantuan diserahkan kepada anaknya untuk dibelikan bahan masakan dan dibuatkan makanan. Pak Rusli memang sudah uzur, tapi ia masih bisa mengerjakan pekerjaan dapur. Untuk minum, ia bisa memasak air sendiri di tungku. Anaknya pun tinggal bersebelahan dan berkali-kali mengajaknya tinggal bersama, namun ia enggan dan memilih tinggal sendiri di bangunan rumah papan yang sudah lapuk.

Atap seng yang menaungi rumahnya pun sudah bolong di beberapa sudut. Kayu-kayu berserakan membuat huniannya terlihat berantakan. Namun, itu adalah kondisi rumah Rusli dulu. Pasca mendapat bantuan RST, rumah Rusli sangat jauh berbeda. Jika dulu rumahnya tanpa MCK, sekarang kamar mandinya dipasang toilet duduk. Hal ini karena Pak Rusli pernah jatuh yang mengakibatkan kakinya sulit menopang tubuhnya.

Selain rumah, Rusli mendapat bantuan kasur, tempat tidur, bantal, alas kasur, lemari kain, kursi tamu, rak piring, perlengkapan makan, pelengkapan masak, keset lantai, sapu, kain pel, tong sampah, perlengkapan mandi, dan gorden jendela.

“Alhamdulillah, nyaman,” katanya saat ditanya kondisi rumahnya saat ini.

Rusli tidak hanya mendapatkan perhatian dari Kemensos, namun juga dari Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang langsung meletakkan batu pertama pembangunan rumah pada 16 Mei 2023 lalu. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *