Berita

SDM Indonesia Siap Lakukan Vaksinasi Covid-19

0

Kerjha ― Sumber daya manusia (SDM) Indonesia siap melakukan vaksinasi Covid-19. Indonesia melalui perusahaan BUMN Bio Farma menargetkan akan memproduksi 250 juta dosis vaksin. Pengalaman Bio Farma dalam produksi vaksin sudah membentang sejak 130 tahun lalu. Vaksin produksi Bio Farma juga telah digunakan Negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) didukung UNICEF dan WHO menunjukkan, 64,8 persen dari 115.000 responden di 34 provinsi menyatakan bersedia menerima vaksin Covid-19.

“Untuk mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan sebagai vaksinator. Dan pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) akan dipersiapkan dengan cermat,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19, Reisa Broto Asmoro, belum lama ini.

Sementara menurut vaksinolog Dirga Sakti Rambe, Indonesia telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok, termasuk vaksin Covid-19 yang sedang ditunggu-tunggu.

“Perlu diketahui vaksin adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara khusus, karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius. Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasi mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap,” ujarnya.

Asal tahu saja, Indonesia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi, mendistribusi, hingga mengimplementasikan vaksin. Sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik.

“Sekitar 97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik, jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap,” kata Dirga.

Terkait sumber daya manusia yang akan memberikan vaksinasi ke masyarakat, Indonesia telah memiliki 23.000 vaksinator yang terlatih. Para vaksinator ini sudah dibekali pelatihan khusus oleh Kementerian Kesehatan, dan terdapat 7.000 vaksinator yang sudah terlatih khusus.

Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 440.000 dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan yang semuanya siap bergotong royong menyukseskan persiapan vaksinasi ini. “Pada prinsipnya, kita ingin semua terlibat supaya vaksin ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat,” jelas Dirga.

Masyarakat perlu sedikit bersabar hingga hasil uji klinik fase ketiga selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dahulu, baru vaksin COVID-19 bisa beredar di Indonesia.

“Dari data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin Covid-19. Setelah itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM, sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Kalau ada klaim efektivitas vaksin A sekian, itu tidak apa-apa, kita terima sebagai infomasi. Tapi efektivitas sesungguhnya kita terima nanti setelah proses uji klinik fase ketiga selesai dilaporkan,” terang Dirga.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular Covid-19, meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas. Protokol 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak harus tetap dilakukan. (AJI)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *