Berita

Sinergi Telkom-PFN Kembangkan Industri Digital dan Konten

0

Kerjha — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui Telkom Corporate University (Corpu) yang memotori Indonesia Telecommunication and Digital Research Institut (ITDRI) bersinergi dengan Perum Produksi Film Negara (PFN) mengembangkan industri digital dan konten.

Jemy V. Confido, Senior General Manager Telkom CorpU yang juga Chairman ITDRI mengatakan, upaya tersebut dilakukan karena potensi bisnis industri tersebut sangatlah menjanjikan.

“Market size bisnis digital dan konten itu secara global mencapai Rp 2.780 triliun digital content pada 2025, atau tumbuh 5 persen dari capaian 2019 sebesar Rp 2.230 triliun,” katanya saat memberikan sambutan dalam webinar ITMLI (Indonesia Telecommunication & Media Learning Institute) Series 2 “Inspiring Youth : Create The New Opportunity through Digital Media & Content, melalui keterangan tertulis Senin (15/11).

Menurut dia, jika ditambah valuasi bisnis media, nilainya lebih besar lagi yakni mencapai Rp 5.990 triliun. Di era pandemi, bisnis ketiganya (digital, konten, dan media) mengalami konvergensi sehingga makin banyak peminatnya.

“Content, creativity, digital, media, adalah kata-kata yang sering bercampurbaur dan menghasilkan potensi luar biasa, termasuk di era pandemi. Maka sangat tepat jika Perum PFN dan Telkom Indonesia terus menggali bisnis terkait. Mulai dari membangun talenta, inovasi yang ditopang riset, dan tentu diharapkan menghasilkan produk berbasis ekosistem serta kemandirian negara dengan memanfaatkan teknologi digital,” sambungnya.

ITMLI Webinar Series 2 tersebut menghadirkan kreator konten Raditya Dika dan Creativepreneur Keenan Pearce. Sebelumnya, ITMLI Webinar Series Episode 1 bertajuk Investing in Digital & Creative Industry dengan pembicara mantan Menteri Perdagangan RI periode 2011-2014, Gita Wirjawan dan Director of Innovation and Entrepreneurship at CIEL SBM ITB, Yulianto Suharto.

Webinar ini direncanakan dilakukan hingga episode 6 dengan puncaknya menghadirkan ITDRI Festival yang digelar pada Desember 2021 mendatang. Seluruh acara ini bisa diakses masyarakat melalui platform milik Telkom CorpU yaitu myDigiLearn dan Smarteye Virtual Convention Center.

Judith J. Dipodiputro, Dirut Perum PFN, mengatakan, perkembangan teknologi yang ada dan pertumbuhan konten yang terus naik telah membuat industri konten hampir menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia sekalipun belum sekuat pangan.

“Oleh karena itu kita perlu segera bergerak secara cepat untuk bisa mengarungi ombak yang terus bergerak dan membesar. Dengan kerja sama Perum PFN dan PT Telkom melalui ITMLI dan ITDRI maka akan turut berkontribusi dan berkomitmen untuk
mempersiapkan SDM Indonesia menjadi profesional dengan sertifikasi dan kompetensi yang diakui dan dapat diterima di berbagai belahan dunia,” katanya.

Menurut dia, hal tersebut juga sejalan visi transformasi Perum PFN untuk menjadi perusahan umum milik negara yang bergerak dalam pembiayaan, produksi, dan perdagangan Hak Kekayaan Intelektual dalam bentuk film dan konten untuk mengisi pasar domestik dan global.

Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Imam Bustomi mengatakan, sisi kreatif harus dimulai dari diri sendiri. “Siapapun berhak menjadi master, dan seorang master harus
menghasilkan masterpiece. Dan digital transformation ini harus dimulai dari kreativitas individunya, bukan selalu dari teknologinya,” katanya.

Menurut Imam, untuk meraih potensi bisnis pasar digital, konten, dan media yang potensial tadi, cara lama harus ditinggalkan. Caranya harus aktif menjadi produsen, mengubah pola pikir menjadi digital mindset, mengkreasi produk yang lebih cepat lebih baik, harus mau cepat belajar, serta harus selalu relevan dengan kondisi masyarakat.

Baik Raditya Dika maupun Kienan Pierce, memberikan paparan presentasi menarik dan membuka sisi kreativitas ratusan audiens. Hal ini, terutama terkait kemampuan menyajikan konten secara atraktif, sekalipun orang menilai hal tersebut sulit dilakukan.

“Saya contohkan satu saluran di YouTube yang subscribernya hampir 5 juta, itu kerjaannya hanya review semua jenis sikat gigi. Kurang bagaimana sempit itu, tapi karena disajikan menarik, malah banyak yang menunggu videonya. Jadi, ini tentang bagaimana menyajikannya bukan apa yang disajikan,” katanya. (BI)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *