Berita

Telkom Cetak Laba Bersih Operasi Sebesar Rp 19,42 Triliun

0

Kerjha — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan laba bersih operasi sebesar Rp 19,42 triliun atau tumbuh sebesar 4,3 per triwulan III-2022, secara year on year (YoY). Telkom membukukan pendapatan konsolidasian Rp 108,87 triliun dengan pertumbuhan positif sebesar 2,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan tercatat senilai Rp 59,46 triliun atau tumbuh 2,6 persen.

Pencapaian ini merupakan hasil dari kinerja operasional perusahaan yang cukup bagus dengan tetap fokus pada langkah transformasi dan strategi utama Five Bold Moves.

“Di tengah tantangan disrupsi, Telkom mampu tumbuh cukup baik dan positif. Kami akan terus melanjutkan implementasi lima strategi Five Bold Moves untuk pertumbuhan perseroan yang kompetitif dan berkelanjutan. Kami meyakini langkah ini akan memberikan value yang optimal, tidak hanya bagi perseroan tapi juga bagi stakeholder,” ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (1/11).

Sementara Telkomsel selaku anak usaha Telkom juga membukukan kinerja positif dengan pendapatan sebesar Rp 66,16 triliun atau tumbuh 1,6 persen YoY. Sebagai bagian dari segmen bisnis mobile, Telkomsel melayani 159,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 20,7 persen YoY menjadi 12.128.796 TB dan konsumsi payload menyentuh 11.785 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 17,2 persen YoY. Sementara itu, investasi Telkomsel di GoTo juga menghasilkan synergy value yang cukup baik bagi perusahaan.

Demi menjaga dan menjamin kualitas jaringan sekaligus fokus pada pengembangan bisnis digital, Telkomsel secara kontinyu membangun Base Transceiver Station dengan total mencapai 260.815 unit (tumbuh 6,1 persen YoY) hingga September 2022, dengan 210.632 unit di antaranya merupakan BTS 3G/4G/5G.

Sebagai operator seluler pertama yang menawarkan teknologi 5G di Indonesia, Telkomsel terus melanjutkan strateginya dalam meningkatkan use case untuk pemanfaatan 5G secara selektif melalui pendekatan berbasis permintaan untuk B2C dan B2B dengan kemitraan di sektor manufaktur dan infrastruktur, dukungan di sektor pendidikan dan berpartisipasi dalam acara nasional maupun internasional. Salah satu wujud implementasi teknologi 5G adalah pada industri pertambangan bersama PT Freeport Indonesia dan MIND ID melalui penerapan 5G Underground Smart Mining pertama di Indonesia pada September 2022 lalu.

Pada segmen consumer, IndiHome masih menjadi mesin pertumbuhan pendapatan perusahaan dengan kinerja Rp 20,9 triliun atau tumbuh 6,4 persen YoY, dengan kontribusi terhadap total pendapatan perseroan meningkat menjadi 19,2 persen dari 18,5 persen pada periode yang sama tahun lalu. Dengan penambahan 438 ribu pelanggan baru, hingga September 2022, IndiHome telah melayani 9 juta pelanggan atau tumbuh 6,8 persen YoY.

Di segmen enterprise, perseroan mencatat kinerja sebesar Rp 13,7 triliun dengan layanan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan. Ke depan, Telkom akan terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud, termasuk melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan. Sementara itu pendapatan segmen wholesale and international tumbuh 7,6 persen YoY menjadi Rp 11,3 triliun, yang dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional, serta bisnis digital termasuk layanan A2P domestik dan internasional.

Pada bisnis tower, Mitratel selaku anak usaha Telkom terus memperkuat posisi sebagai perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara melalui kepemilikan sebanyak 35.051 unit tower dengan tenancy ratio 1,44x. Telkom meyakini bahwa bisnis tower memiliki peluang besar untuk terus tumbuh didorong permintaan dari bisnis data seluler dan implementasi teknologi 5G. Hingga akhir triwulan III-2022, Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 5,6 triliun atau tumbuh 11,5 persen YoY, dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 15,7 persen YoY dan 18,1 persen YoY.

Hingga September 2022, Telkom masih terus fokus menjalankan inisiatif lima strategi utama (Five Bold Moves), dengan penekanan saat ini pada Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo dan Data Center Co. Pada inisiatif FMC, baik Telkom maupun Telkomsel tengah menjajaki model bisnis terbaik yang dapat memberikan nilai yang optimal bagi bisnis fixed dan mobile broadband. Kehadiran FMC diharapkan akan menyediakan berbagai layanan, teknologi, dan harga berdasarkan kebutuhan pelanggan, serta mampu meningkatkan proposisi nilai Telkom Group dan keunggulan yang kompetitif.

Pada inisiatif InfraCo, Telkom akan mengoptimalkan valuedan utilitas aset infrastruktur baik tower maupun fiber, termasuk dalam hal berbagi infrastructure sharing. Selanjutnya untuk inisiatif data center, Telkom menjalin kerja sama dengan partner regional dan tengah membangun dua data center yang berlokasi di Batam. Sementara untuk proses konsolidasi seluruh data center di bawah satu entitas Telkom Data Ekosistem (TDE) juga terus dilakukan dengan estimasi target penyelesaian konsolidasi pada 2024 mendatang.

Hingga September 2022, total belanja anggaran perseroan mencapai Rp 21,7 triliun atau 19,9 persen dari total pendapatan. Anggaran belanja ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi  pengalaman digital pelanggan yang lebih baik. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *