Berita

Tiga Program Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang

0

Kerjha ― Udang menjadi salah satu komoditas perikanan yang digenjot produktivitasnya untuk kebutuhan pasar ekspor. Pemerintah bahkan sudah menargetkan ekspor udang nasional meningkat 250 persen pada 2024.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, untuk mencapai target tersebut kementeriannya mengusung tiga program. Pertama melakukan evaluasi tambak udang eksisting di seluruh Indonesia.

Diketahui luasan tambak udang di Indonesia mencapai 562.000 hektare. Dari jumlah tersebut, 93 persen di antaranya merupakan tambak udang tradisional dengan luasan 522.600 hektarr dan 7 persen sisanya adalah tambak semi intensif dan intensif seluas 52.698 hektare.

Kemudian dari luasan tambak tradisional yang ada, menunjukkan 56 persennya merupakan tambak idle atau sudah berubah fungsi. Dengan demikian total tambak tradisional yang masih aktif hanya tinggal 247.803 hektare dengan produktivitas 0,6 ton per hektare per tahun. Angka tersebut jauh di bawah hasil panen tambak semi intensif atau intensif yang bisa mencapai 10-30 ton per hektare per tahun.

“Program kedua revitalisasi sehingga produktivitas yang tadinya 0,6 ton per hektare per tahun, ditingkatkan menjadi 2 ton. Itu terjadi peningkatan yang sangat siginifikan,” ungkap Menteri Trenggono.

Revitalisasi yang dimaksud berupa rehabilitasi infrastruktur dasar pertambakan tradisional yang pengerjaannya akan dilakukan tahun depan. Target luasan tambak yang direvitalisasi seluas 242.803 hektare sampai 2024 melalui dana APBN.

Kemudian program ketiga, Trenggono akan membangun modelling tambak udang terintegrasi dengan luasan mencapai 1.000 hektare. Di satu kawasan tambak nantinya berdiri pula laboratorium, hatchery, coldstorage hingga ekosistem usaha seperti pabrik pakan, pabrik es, hingga kuliner.

“Modelling 1.000 hektare ini cukup bagus. Ada model yang 100 persen kita bangun, ada juga yang melibatkan masyarakat. Dengan demikian nanti ada perbandingan. Kalau ini bisa selesai dalam dua tahun, maka 2024 bisa terpenuhi target peningkatan 250 perseb ekspor udang,” tegasnya.

Selai program produktivitas tambak udang, Trenggono juga mengusulkan agar perizinan tambak budidaya menjadi wewenang pemerintah pusat setingkat kementerian dari tadinya di daerah. Langkah ini untuk menjamin aktivitas pertambakan sesuai dengan prinsip ekonomi biru.

“Dengan begitu kita bisa menilai bahwa wilayah yang dimintakan betul-betul memenuhi persyaratan dari sisi lingkungan. Termasuk apakah (tambak yang akan dibangun) ada di kawasan yang mengganggu zona yang lain atau tidak,” ujarnya.

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan mendukung program-program untuk menggenjot produktivitas udang tersebut. Selain harus sejalan dengan prinsip kelestarian lingkungan, dia meminta infrastruktur tambak, utamanya kincir air, harus mengutamakan produk dalam negeri.

Sebagai informasi, target peningkatan ekspor udang nasional sebesar 250 persen pada 2024 merupakan arahan Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020. Dengan capaian tersebut, Indonesia ditargetkan bisa masuk dalam top lima eksportir perikanan dunia.

Sedangkan produksi udang nasional yang harus dipenuhi untuk mencapai target peningkatan ekspor, yakni sebanyak 2 juta ton per tahun. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari produksi tahun 2019 di angka 856.753 ton. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *